Kamis, 01 Desember 2016

GURU MENULIS ARTIKEL DAN BUKU (MATERI PADA WORKSHOP PENULISAN ARTIKEL DAN MENERBITKAN BUKU)

A.  Pendahuluan 
Saya adalah seorang guru, di sebuah daerah yang terkenal sebagai daerah  wisata. Cipanas. Karena itu berarti , setiap hari saya selalu bergaul dengan siswa,  baik di kelas maupun di luar kelas selain dengan rekan kerja tentunya.
Sebagai serang guru, sayapun tak lepas dengan segala rutinitas pekerjaan. Apakah itu membuat perencanaan mengajar, melaksanakan , menilai, memeriksa pekerjaan siswa, ataupun tugas tambahan lainnya semisal ekstrakurikuler dan tugas tambahan lainnnya. Selain mengajar, sekolah memberikan tugas tambahan sebagai bagian kurikulum dan mengelola Program LPMP yaitu PAMS. Sebuah Program Akselarasi Mutu Pendidikan.
Namun dengan semua aktivitas itu,  saya tidak melupakan  hobby atau kegemaran saya yaitu membaca dan menulis. Kegemaran yang saya tekuni sejak SMP. Yang kemudian ternyata,  kegemaran saya itu sangat berguna sekali dalam menunjang pekerjaan saya terutama dalam hal  Pengembangan diri. Apalagi sekarang,  pemerintah sedang menggalakan sebuah gerakan literasi.
Semua aktivitas tersebut , saya jadikan lahan ide saya untuk menulis. Apakah siswa, rekan, aktivitasnya, semuannya menjadikan sumber ide saya tidak pernah kering. Semua  ide itu saya tulis melalui blog, facebook yang kemudian semua tulisan itu saya pilih dan saya bukukan, dan buku pertama saya adalah “Mencoba menjadi  guru kreatif” dengan penerbit Peniti Media milik Thamrin Sonata

Ternyata kegiatan saya menulis  ini,  saya rasakan begitu dasyat mamfaatnya. Selain hobby saya tersalurkan. Saya jadi banyak mengenal orang yang berkecimpung dengan dunia penulisan. Ada Wijaya Kusuma yang akrab disebut om Jay tokoh guru sejuta ngeblog. Ada Namin AB tokoh Trainer motivasi, Dedy Dwitagama dan Idris Apandi Widyaswara dari LPMP yang juga sebagai trainer penulisan.

Dari Pak Idris Apandi inilah saya mendapatkan sebuah pengalaman baru yaitu menjadi pembicara di Workshop yang beliau adakan  “Menulis  Artikel dan Menerbitkan Buku” yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam “DARUL QOMAR AL –MADANI”.

Beliau mengundang saya untuk berbagi pengalaman kepada peserta workshop bagaimana seorang guru yang sibuk  utamanya mengajar namun masih sempat menulis dan menceritakan bagaimana trik dan kedasyatan menulis yang saya rasakan, juga dapat dirasakan oleh yang lainnnya.Jadi kalau saat ini pemerintah menggalakkan budaya literasi di dunia pendidikan khususnya siswa dan guru, bagi saya bukan hal yang berat dan baru. Justru saya seperti mendapat teman-teman yang memiliki passion yang sama.

A.  Bermula dari Sebuah Impian 

Pengantar dari Penulis


Teacher`Diary“ adalah kumpulan  tulisan saya di Blog yang saya miliki. Tulisan itu saya bukukan karena saya berpikir kalau ingin membaca ulang saya harus membuka internet dan masuk  ke akun Blog. Ah rasanya ribet dan tidak praktis. Lalu muncul ide, tidak ada salahnya dikumpulkan dan saya jilid menjadi sebuah buku. Siapa tahu juga akan bermamfaat dan menginpirasi yang lain, terutama rekan guru.

“Buku” itulah impian saya. Walaupun seperti cita-cita yang sangat muluk.namun saya yakin tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, kalau Allah menghendaki jadi maka jadilah. Minimal buku itu saya sendiri yang mencetaknya, saya sendiri sebagai konsumennnya. Paling tidak sebagai bacaan kelak anak-anak dan cucu saya. Syukur- syukur ada rekan -rekan yang mau baca kalau tidak,  itupun minimal menjadi bacaan saya sendiri dan itulah salah satu cara  bagaimana saya mengisi hari -hari saya selain kegiatan yang rutinitas menjadi seorang guru, menjadi seorang mama dan tentunya menjadi seorang istri.

Terkadang muncul sebuah pertanyaan di dasar hati
Apakah pantas seorang wanita usia 51 masih sibuk dengan menulis di facebook atau di blog? Yang seharusnya sudah mulai mempersiapkan diri bagaimana menjadi manusia yang selallu beribadah kepada-NYA?
Dengan pertanyaan itu bukannnya saya menjadi berhenti menulis, namun pertanyaan itu menjadi teguran setiap saya menulis untuk berhubungan dengan Sang Khalik lebih baik lagi, dan masalah menulis agar tidak menjadi perbuatan yang sia sia, saya luruskan niat,  semoga tulisan-tulisan yang sangat sederhana ini bisa menginspirasi orang lain. Minimal anak dan siswa-siswa. Semoga Alllah mengampuni kesalahan-kesalahan saya

Saya yakin keinginan untuk menulis adalah anugerah yang diberikan Allah dan itu harus disyukuri, caranya dengan menulis sesuatu yang tidak keluar dari koridor nilai-nilai terutama nilai agama.  Bahan yang saya tulis adalah, yang akrab dengan saya yaitu keluarga ataupun siswa-siswa yang saya ajar. Merekalah inspirasi dan  ladang ide saya. Dan akhirnya,  saya bahagia, dengan kegiatan ini, dan lebih bahagia lagi ketika  membaca buku yang saya tulis sendiri.
                                Landbow, 14 Nopember 2013
                                        Jam . 8.55`

Itulah sepenggal impian yang saya tulis di halaman depan kumpulan tulisan saya yang saya print dan saya jilid sendiri. saat itu tahun 2013.  saya tidak membayangkan, kalau impian itu akan terwujud. namun Ternyata Allah memberikan sesuatu yang lebih dari impian saya di atas, bukan hanya buku yang berhasil saya wujudkan, namun lebih dari itu. Saya diminta untuk memberikan atau sharing pengalaman tentang kegiatan menulis sampai menghasilkan buku


B.  Catatan Harian 
        Sejak SMP saya memang memiliki kegemaran menulis. Menulis di buku catatan harian. Ternyata kesenangan ini terus berlanjut sampai saya menikah dan menjadi seorang guru. Kesibukan saya sebagai istri dan guru tidak menjadikan saya berhenti untuk menulis. Saya terus saja menulis hanya bedanya,  dulu saya menulis di catatan harian kini sesuai dengan perkembangan tehnologi informatika dan Komunikasi,  saya menulis di laptop yang kemudian setelah mengenal adanya media sosial semacam facebook, blog, tulisan saya beralih ke media sosial termasuk blog keroyokan KOMPASIANA

C.  Merekalah Ladang Ide Saya
        Mereka yang dimaksud adalah, keluarga, siswa, rekan-rekan kerja di mana saya bekerja. Mereka terutama siswa-siswa saya merupakan sumber tulisan yang tiada habisnya. Saya tulis apa yang saya dengar, saya lihat dan saya rasakan. Saya menulis apa yang memang saya kuasai dan saya pahami dan saya lakukan. Karena saya guru, maka kegiatan sekolah menjadi titik sentral tulisan saya. Oleh karena itu blog pribadi saya pun bernama “Teacher’s diary” dan “Catatan Bunda”.



D.  Tulisan Menginspirasi
        Walaupun saya memiliki keyakinan tulislah dari hati. Menulis apa yang dilihat, didengar dan dirasakan sekecil apapun,  namun saya membatasi diri dan ini merupakan etika yang saya kedepankan yaitu, saya tidak akan menulis yang mengandung semacam keluhan, rengekan apalagi masalah keluarga. Sebisa mugkin saya menulis dengan tujuan tulisan saya bisa menginspirasi. Minimal tulisan itu beraura positip,  sehingga tidak menjadikan saya menjadi lemah dan cengeng, namun menjadikan saya untuk lebih banyak bersyukur. Bersyukur setelah saya menulis dan membacanya karena Nikmat Allah yang tiada bisa kita hitung banyaknya. Seperti yang  pernah saya  tulis di salah satu tulisan
 ”Untuk itu kuluruskan niat menulis. Aku jadikan ini lahanku untuk bertafakur, untuk menghayati, merasakan, betapa Rahman dan Rahimnnya Allah, betapa Karunia Allah begitu besar, tak terhitung Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.  

E.  Waktu-Waktu Menulis
Waktu-waktu yang biasanya saya menulis adalah dini hari. Saat saya setelah melaksanakan sholat malam. Ada memang yang mengAtakan “menulislah sebelum tidur”. Tetapi untuk saya,  menulis malam mata saya terasa capai dan badan juga lelah setelah seharian bekerja di sekolah dan dan juga di rumah. Olah karena itu waktu dini  adalah waktu di mana pkiran dan badan saya sudah segar kembali. Saat di mana suasana begitu hening, hanya sesekali terdengar bunyi tiang listrik dipukul oleh petugas ronda. saya ketik kata-demi kata di keybord dengan bantuan foto-foto yang saya hasilkan tadi siang di sekolah
Namun itu bukan merupakan sebuah hal yang baku. Saatnya saya memiliki ide dan ingin menulis ya menulis. Bilamana perlu menulis di mobil. Banyak tulisan saya yang saya tulis saat sedang berada di perjalanan, sehingga kemanapun  pergi tab tidak pernah ditinggalkan karena terkadang ide muncul begitu saja dan mendorong saya untuk menulis.

F.   Mengajar  dan  Tugas  Tambahan  Bukan  Halangan  Untuk  Menuis
        Saat ini di sekolah,  selain mengajar 24 jam juga menjabat sebagai Kurukulum dan koodinator kegiatan LPMP yang berupa Program Akselerasi Mutu Sekolah (PAMS), sehingga bisa dibayangkan bagaimana saya bisa menulis dan konsen kepada kedua kegiatan tersebut. Penulisan di satu sisi, tugas mengajar dan tugas tambahan di sisi lainnnya.  Namun berdasarkan pengalaman kegiatan tersebut justru mendukung satu sama lainnnya. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi ladang ide untuk menulis.
Mengajar contohnya. Banyak tulisan saya yang berkaitan dengan pembelajaran, saat ada siswa yang remedial, saat  pembagian kelompok, saat pembelajaran dengan penerapan beberapa metode. Itu semua bisa menjadi bahan tulisan. Tentunya saya tidak menulis di kelas. Cukup idenya saya foto, kemudian saya  tulis saat ada waktu senggang atau saat waktu pagi di mana biasa saya menulis. Oleh karena itu, ketika saya mengajar saya sering mengabadikannnya. Bertolak belakang dengan penggunaan sms dan telp yang sering tidak saya gunakan saat saya mengajar. Yang saya gunakan hanya aplikasi kamare di tab. Karena ide itu sering muncul tak terduga.
Begitupula dengan tugas tambahan lainnnyan. Sering kegiatan sekolah semacam  PAMS, Workshop, IHT menjadi bahan tulisan saya.

G.  Pentingnya Membaca  Bagi Seorang  Penulis
        Biasanya seseorang yang senang menulis itu berbanding lurus dengan kegemaran membaca. Rasanya mustahil seseorang yang senang menulis tapi tampa membaca. Pasti tulisannya kering tak bermakna, tak bertujuan dan tidak memuat hal-hal yang bisa diambil pelajaran oleh yang membacanya. Pasti tulisannnya hanya sebatas curhat dan melampiaskan emosi saja.
        Oleh karena itu. Minimal dalam satu bulan saya memaksakan untuk membeli satu . Alhamdulillah ada banyak buku yang saya miliki.  Diantaranya “Gurunya manusia” dan Guadian Angel karangan Munif Chatib, “Quantum teaching/ Learning” karangan Bobby Deporter dkk, “7 keajaiban Rejeki, percepatan Rezeki”, “13 wasiat terlarang”, “Hanya 2 Menit anda bisa tahu potensi rezaki anda”, “Magnet Rezeki”, yang kesemuanya karangan Ippo Santosa. Dan lima buah buku karangan Idris Apandi seperti “Revolusi Mental Berbasis Pendidikan Karakter”, “Saya Guru Saya Bisa Menulis”, “Membaca Ayat-ayat Kehidupan”, “Pendidikan Indonesia Mau Dibawa ke Mana?” Serta “Jalan Menuju Guru Mulia Guru Yang Berkarya”. Atau yang berbentuk novel semisal “Negeri 5 Menara” dan “Ranah tiga Warna” karangan A. Fuadi.  Untuk yang berbentuk Otobiografi semisal “Soeharto Pikiran, Ucapan, da Tindakan Saya” Serta lainnnya yang tidak mungkin saya sebutkan. Namun yang jelas karena saya seorang guru maka buku-buku yang saya miliki memang berbicara banyak tentang dunia penddidikan

H. Mengapa Saya Menulis
        Kalau saya ditanya mengapa saya menulis. Jawabannnya sederhana, karena saya senang. Dan lebih dari itu saya ingin menginspirasi orang lain tampa orang lain itu merasa digurui. oleh karena itu setiap ada pertanyaan apa impian saya, maka jawaban saya selalu ingin menginspirasi lewat tulisan (Buku) semoga saja ini menjadi ladang amal saya. Menjadi manusia yang bermamfaat. Oleh karena itu saat guru ngaji saya menginginkan kami menjadi pendakwah saya katakan,  saya ingin mengajak kebaikan melalui tulisan, karena kalau menjadi pendakwah rasanya berat sekali, mental saya belum siap.
        Melalui tulisan saya ingin menumpahkan rasa syukur saya seperti yang saya tulis dalam sebuah bagian tulisan saya 
“Untuk itu kuluruskan niat menulis. Aku jadikan ini lahanku untuk bertafakur, untuk menghayati, merasakan, betapa Rahman dan Rahimnnya Allah, betapa Karunia Allah begitu besar, tak terhitung Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”

I.   Mengembangkan Diri Melalui Pelatihan
Segala sesuatu itu harus kita pelajari. Dan kita latih. Itu saya sadari betul. Oleh karena itu begitu ada penawaran pelatihan yang diselenggarakan oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) di tahun 2013 dengan nama Teacher Writing Camp tampa berpikir panjang saya mendaftar. Walaupun dengan biaya sendiri. Saya rasa mengapa saya harus pelit untuk mengembangkan diri. Walaupun mungkin ada yang berpikir ko mau maunya ikut pelatihan dengan biaya yang tidak sedikit, menulis lagi. Namun ternyata langkah yang saya ambil tepat. Dengan mengikuti pelatihan tersebut eksitensi diri mulai diperhatikan minimal oleh instansi dan lingkungan di mana saya mengajar.

Pelatihan penulisan ternyata yang saya rasakan berbeda dengan pelatihan semacam kurikulum. Terasa enjoy, penuh warna, bertemu dengan orang-orang yang memiliki Passion yang sama . Sehingga mengantarkan saya untuk mengikuti kembali pelatihan tersebut. Walaupun namanya sama namun pengalaman yang didapat berbeda. Dan yang utama lagi motivasi untuk selalu menulis dan menulis semakin menggelora dan inilah yang kemudian memotivasi saya untuk menulis buku
.
J.   Newsletter, Blog dan Facebook Media untuk menuangkan Tulisan

Media yang saya gunakan untuk menulis semacam Newsletter, Blog, dan Facebook. Media inilah yang menjadikan saya diakui eksitensinya bahwa saya suka menulis. Baik oleh sesama rekan mengajar di sekolah, pimpinan maupun oleh lainnnya. Khusus untuk Newsletter sepertinya sederhana Newsletter tapi bagi saya dengan saya menulis di Newsletter  semacam buletin ini mengantarkan saya bisa ke Singapura. Lho bisa ? bisa contohnya saya

K.  Network
Untuk lebih berkembang bidang yang saya tekuni,  saya harus masuk ke sebuah komunitas, komunitas yang sejalan dengan Passion saya,  harus bergaul dengan orang –orang yang se passion oleh karena itu saya mulai mengembangkan jalinan pertemanan dan hubungan (Network). Langkah yang saya ambil salah satunya saya mencoba menawarkan diri menjadi fasilitator untuk Pelatihan Guru Nge Blog #8 yang bertempat di SMPN 1 Cipanas.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh KSGN ini dihadiri oleh sekitar 30 guru yang berasal dari sekitar Cianjur Cipanas, Cimahi, Bogor, Banjar. Dan bisa anda bayangan mamfaat apa yang bisa saya petik. Saya bisa bergaul dengan motivator –motivator penulisan, saya bisa menjalin silahturahmi dengan guru dari berbagai daerah.

L.   Selalu Menimba Ilmu
Kata siapa Menulis tidak memerlukan ilmu? Justru kita harus banyak menimba  ilmu bagaimana cara-cara menulis yang baik. Seperti yang saya tulis ini. Ini merupakan ilmu yang pernah saya dapat pada saat pengarang A Fuadi memperesentasikan bagaimana dia menulis. Beliau memulai presentasinya dengan 5 W 1 H. Dan ternyata saat saya praktekan ini sangat membantu. Tentunya dengan isi yang berbeda.

M. Menjajaki Kemampuan melalui Lomba

Ada nama kita di pengumuman pemenang lomba penulisan tentu sangat emazing dan suprise. Itulah yang saya rasakan. Itu berati tulisan sayaa diapresiasi oleh orang. Jadi untuk menjajagi sampai di mana kemampuan saya menulis, maka saya memutuskan untuk mengikuti lomba, saya mulai mempraktekan ilmu yang selama ini saya peroleh diantaranya menulislah dari hal yang sederhana, dari yang kecil, dari yang dilihat, dirasakan dan didengar.

N. Proses menjadi Buku
Akhirnya dengan proses yang dijalani saya bisa menghasilkan sebuah buku. Yang diawali dengan buku keroyokan dengan judul Guru Kreatif di era Digital yang mana dengan buku ini memotivasi untuk memiliki buku yang khusus karangan sendiri. Langkah yang saya ambil pertama-tama saya menginfentarisir tulisan yang ada diblog dan facebook yang banyak pembacanya. Kemudian setelah saya kumpulkan menjadi satu, saya hubungi penerbit indi.

O. Kedasyatan Menulis yang saya Dapat
Ternyata dengan menulis banyak kedasyatan yang saya dapatkan. Diantaranya
1.   Saya banyak menjalin silahturahmi dengan beberapa penulis
2.   Dengan saya menulis, sekolah di mana saya mengajar mempercayakan saya untuk menulis kegiatan LPMP dalam PAMS nya dalam bentuk Newsletter. Berawal dari sana, saya akhirnya dipercaya untuk mengkordinator PAMS yang akhirnya saat PAMS Ada kegiatan ke Singapura dan Batam saya juga ikut serta. Itu artinya secara langsung maupun tidak langsung akibat dari kegiatan menulis.
3.   Saya mengembangkan diri melalui jalur yang saya senangi. Hobby sambil mengembangkan  diri.
4. alhamduillah akhinya menjadi tamu pembicara pada worshop dan pelatihan. di bulan Desember ini sayapun diminta untuk pembicara pada Teacher Writing Camp sebagai tamu pembicara dari alumni 
5.   Terakhir saya berusaha mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah.

Semoga apa yang saya paparkan bisa menjadi inspirasi dan motivasi kepada pembaca terutama yang memiliki karir yang sama sebagai GURU. sehingga muncul sebuah energi untuk terus menulis dan akhirnya memiliki buku karangan sendiri. Walaupun kesibukan sebagai pengajar yang kita tahu tidaklah ringan. Saya jadi ingat pesan Dr H Wakhudin dosen /humas UPI kepada kurang lebih dua ratus guru  peserta pelatihan jurnalistik tingkat propinsi 20 sampai dengan 22 Mei 2014 di Lembang Bandung yang mengatakan ‘GURU JADILAH PENULIS MABRUR”  saat memberikan presentasinya.

       










2 komentar:

  1. Wow... lengkap semua ibu Atjih. Sangat mengisnpirasi, semoga semangat menulisnya tak pernah kendor...

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih pak Dian salah satu yang menhinspirasi saya

      Hapus