Menembus dinginnya pagi bersama anak
saya,tujuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayan untuk menghadiri Seminar
"URGENSI MAPEL TIK & KKPI DALAM KURIKULUM GANDA" sekaligus untuk
menerima hadiah Tantangan Ngeblog dari KSGN.Walaupun dari Depok di mana anak
saya kost, namun pukul 05.00 saya berangkat.Lebih baik menunggu dari pada
terlambat.
Sekitar pukul 05.45 mobil yang
membawa saya menembus dinginya jalan Rasuna Said.Jalan yang sudah hampir
sekitar 29 tahun tidak saya lalui.Dulu bersama teman teman kuliah IKIP Jakarta
(UNJ sekarang) sering melalui jalan ini bila akan mencari buku ke
Perpustakaan Kuningan Jakarta. Banyak perubahan besar yang terlihat. Seperti
layaknya Kabayan Masuk Kota, saya secara bergantian menengok ke kanan ke kiri
jalan dari kaca mobil.dan seperti mengerti kalau mamanya perlu keterangan anak
saya menceritakan situasi sambil perlahan mengemudikan mobil.
Ternyata sudah banyak peserta yang tiba
saat mobil yang membawa saya memasuki pelataran halaman KEMENDIKBUD.
"Mereka pasti dari jauh". Kata
saya kepada anak saya yang berjalan di samping.Dua diantara mereka saya
dekati.Ternyata dugaan saya benar, mereka dari Cirebon.Jauh jauh dari Cirebon
untuk mengikuti seminar tentu sebagai wujud turut mendukung TIK kembali menjadi
mata pelajaran.
Mata saya menangkap seseorang yang tidak
asing di dunia maya.
" Itu pasti pak Iwan Soemantri "
teman di dunia maya yang juga sama seperti saya pemenang tantangan KSGN.Apa
yang saya pikirkan ternyata sama. Dia juga melihat kearah di mana saya
berada.Pak Iwan dan saya sama sama menghampiri. "Ini bu Atjih?".
Tanyanya.Kami memang baru bertemu.di dunia nyata. Dia membawa serta adik dan
dua anaknya.Kami saling memperkenalkan keluarga masing masing dan berksempatan
berfoto, sebuah silahturahmi terjalin yang awalnya dari dunia maya.Dan saya
berharap akan bertemu dengan lainnnya di acara seminar ini.
Saat akan memasuki aula seminar,
dari arah pintu gerbang saya melihat seseorang lagi yang tak asing.Dengan
gayanya khas dan peci selalu dikepalanya."Om Jay". Saya hampiri
beliau saat akan memasuki pintu gedung A di mana seminar akan berlangsung.
Alhamdulillah dia mengenali saya. Ini pertemuan kali kedua saya dengan beliau.
Pertemuan pertama saat TWC 3. Masih seperti Om Jay yang dulu. Yang ramah dan
penuh keakraban. Tidak ada kecanggungan. Seperti memang kita teman lama
layaknya.
Saya sodorkan buku yang berisi tulisan
khusus saya dalam mengikuti tantangan KSGN. Dari rumah memang saya berencana
untuk meminta tanda tangan beliau dan pak Mentri eh salah Mas Mentri. Namun
dari jawaban Om Jay tersirat bahwa beliau seperti meragukan kedatangan Pak Anis
karena berbarengan dengan acara KAA berdasarkan perkembangan yang ada. Jujur
saja ada sedikit rasa kecewa hadir di sudut hati, namun apa mau dikata, ada
kepentingan yang lebih besar demi bangsa yang harus dilaksanakan pak Anis.
Kekecewaan saya terobati, mungkin juga
peserta lainnya dengan ketidakhadiran Pak Anis. Saat saya tahu ada bu Retno
Listyarti yang akan menjadi nara sumber sesi pertama. Orang yang pada minggu
minggu ini menjadi sumber berita di media sosial.
Kekaguman saya terhadapnya mulai muncul
saat moderator membacakan kurikulum vitenya. Ternyata beliau lahir tahun 1970,
berarti masih muda dibanding saya. Namun beliau sudah begitu gemilang karirnya
wanita lagi. Kekaguman saya mulai bertambah saat beliau memaparkan
presentasinya. Sebuah presentasi yang merupakan paduan antara penguasaan
materi, sesuai dengan kehidupan nyata(CTL) dengan penyampaian yang lugas dan
sederhana lahir dari hati. Yang mengundang aplaus dari peserta seminar termasuk
saya tentunya.
Ketika diskusi sesi ke dua berjalan
setengah, Saya melihat jam yang tertera di tabe. 13.30. Belum sholat
dhuhur.Saya keluar ruangan untuk sholat. Entah saya kurang paham, mengapa
panitia tidak memberikan waktu untuk sholat. Dan saat saya masuk lagi,
acara diskusi sesi ke dua memasuki tahap tanggapan dari peserta seminar.
Khusus untuk sesi ini rasanya bu Dewi paham betul persoalannya. Sayang saya
tidak sempat untuk berkenalan.
Subhanallah, luar biasa pengorbanan dan
perjuangan guru TIK dalam mengembalikan mata pelajaran yang diampunya kedalam struktur
kurikulum. Betapa tidak, mereka ada yang datang dari Sulawesi, Kalimantan,
Sumatera, dan Nusatenggara, pulau jawa tentunya. Untuk satu tujuan yang sama.
" Mata pelajaran TIK /KKPI" kembali menjadi keilmuan dan
diajarkan di sekolah bukan hanya tools " Semoga perjuangan mereka tidak
sia sia. Mengapa saya mengatakan mereka, karena saya bukan berlatar belakang
guru TIK, tetapi saya turut mendukung dan respek terhadap perjuangan mereka,
semoga berhasil. Aamiin
Omjay salut sama bu Ajthih yang tdk pernah berhenti untuk belajar. Selamat ya bunda, dan teruslah menginspirasi kami.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMemang benar komputer itu adalah alat (tools). Namun, apakah alat itu tercipta begitu saja tanpa ada yang menciptakannya? Bagaimana cara menciptakan alat (komputer dan aplikasi-aplikasinya) tersebut? Butuh ilmu untuk itu dan ilmu untuk itu memang harus dipelajari. Dimana dipelajarinya? Di kelas tentu salah satu jawabannya.
BalasHapusSalam persahabatan.
www.e-kelas.com | media belajar jarak jauh.
Memang benar komputer itu adalah alat (tools). Namun, apakah alat itu tercipta begitu saja tanpa ada yang menciptakannya? Bagaimana cara menciptakan alat (komputer dan aplikasi-aplikasinya) tersebut? Butuh ilmu untuk itu dan ilmu untuk itu memang harus dipelajari. Dimana dipelajarinya? Di kelas tentu salah satu jawabannya.
BalasHapusSalam persahabatan.
www.e-kelas.com | media belajar jarak jauh.