Minggu, 22 September 2013

SEBUAH PELAJARAN DARI "NEGERI 5 MENARA"

Malam semakin larut, jam di kamar saya  menunjukan angka 21 .45, tak ada suara apaun yang saya dengar selain keybord laptop yang menandakan jemari ini  merangkai huruf demi hurup menjadi sebuah kalimat. saya mulai kembali menulis, tergerak setelah tadi sore seoranng siswa saya,  yang kini sudah duduk di SMA menghubungi lewat in box di facebook. dia menulis 

"Alhamdulilah saya di pesantren bu di Sukabumi.Ibu sekarang saya bener-bener belajar bermasyarakat bu. Negeri 5 menara yang nuntun saya sekolah jauh bu".
Negeri 5 menara, sebuah buku best seler karangan a.Fuadi yang menceritakan bagaimana pembelajaran di Pesantren GONTOR telah memotivasi siswa saya sedemikian rupa. saya jadi ingat saat itu tahun 2012  dia kelas 8, kebetulan saya baru saja membaca buku tersebut, dan menyukainya. isi dari buku itu saya ceritakan kembali di depan kelas di sela sela mengajar. Ternyata beberapa dari siswa ada yang tertarik. Walaupun saya bukan guru bahasa Indonesia, namun terkadang disela sela mengajar saya kadang   bercerita dari apa yang sudah saya baca, dengan harapan muncul sebuah motivasi mereka untuk membaca, atau minimal mereka mendapat pembelajarannya. 
Kalau dia termotivasi belajar di pesantren setelah membaca buku itu yang awalnya saya ceritakan, lain halnya saya, sebagai seorang guru terkadang terlintas dalam benak saya, GURU HARUS PIAWAI BERCERAMAH". Harus mampu  menimbulkan semangat, motivasi kepada siswanya. sebuah contoh telah di tunjukan dalam buku itu, betapa ucapan- ucapan ustad Salman yang penuh dengan Filsafat-filsafat mampu membangkitkan santrinya untuk optimis menghadapi hidup .
Ada kalimat kalimat yang diucapkan Oleh Ust Salman dalam Novel Negeri 5 Menara yang sayang kalau diabaikan, karna kalimat demi kalimatnya penuh dengan filsafat dan membangkitkan kita untuk optimis menghadapi hidup ini,  dianatara uapan ucapannnya saya kutif di bawah ini 

 Hal 106
" Man Shabara Zhafira ,siapa yang bersabar akan beruntung, jangan risaukan penderitaaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan, karena yang kita tuju bukan sekarang, tetapi yang lebih besar dan Prisipil yaitu manusia yang telah menemukan misi dalam hidup.




Misi yang dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesuatu hal positip dengan kualitas yang tinggi dan disaat sama menikmati proses yang bila kalian merasakan sangat baik melakukan sesuatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing -masing, mungkin misi kalian adalah Belajar AlQuran, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia". Negeri"



Pada Hal 107
" Yang membedajkan orang sukses dengan orang biasa adalah
1. GOING THE EXTRA MILES"
     artinya tidak menyerah dengan rata rata. Lebihkan waktu, usaha, upaya tekad dari orang lain.
     Contoih: Kalau orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam
                 kalau orang berjalan 2 kilo, dia akan berjalan 5 kilo dan seterusnya
     Jadi selallu berusaha meningkatkan diri lebih dari orang lain

2. Tidak Pernah mengijinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar kalian. oleh siapapun, apapun, dan suasana bagaimanapun. Artinya jangan mau sedih, marah,kecewa dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain.Orang boleh menodong senapan,tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan dilapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannnya dengan  pengaruh luar"
.
'" Jangan biarkan bagian keamanan menghancurkan mental terdalan kalian, Jangan biarkan diri kalian kesal dan marah, hanya mrugi dan menghabiskan energi. Hadapi dengan lapang dada, dan belajar darinya.Bahkan kalian bisa tertawa, karena ini hanya gangguan sementara.
Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun.Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses"

Itulah beberapa kalimat yang di ucapkan Ustad Salman kepada santrinya yang di certitakan Oleh pengarangnya dan menjadi salah satu bahan saya bercerita di depan kelas.

Di dalam paradigma pembelajaran yang baru, guru di harapkan tidak menggunakan metode ceramah, karena tidak memberikan peluang kepada siswanya untuk berkreatifitas. Namun bukan berarti metode ceramah itu kita tinggalkan sama sekali. Metode Ceramah adalah cara ampuh untuk mensugesti siswa, apalagi kalau si guru memiliki kemampuan untuk itu. dan itu di perlihatkan oleh Ustad Salman. yang tentunya di barengi pula keteladanan dari gurunya itu sendiri.




Sejarah mencatat, banyak pemimpim yang dengan kepiawaannnya berpidato  mampu menggerakakan rakyatnya, sebuat saja BUNG KARNO Presiden RI 1, JOHN F KENNEDY, dan  Kyai Sejuta Umat  KH JAENUDIN  MZ yang mampu memukau jutaan jamaah dengan ceramahnya,  dan banyak lagi. controh. jadi kalau Ceramah dianggap tidak bagus sebagai sebuah metode saya tidak sependapat. Karena ada hal hal yang memang ceramah menjadi tepat di gunakan. saat seorang guru melakukan kegiatan Kompirmasi, namun terkadang waktunya kurang memadai sehingga hanya sekedar membahas untuk mengecek  matei pembelajaran, sehingga dalam  memberikan sebuah sugesti, motivasi dalam penanaman karakter jadi kurang memadai waktunya. Padahal siswa memerlukan itu. Wallahu alam Bisawab






 

2 komentar:

  1. Novel trilogi negeri 5 menara memang luar biasa mbak.... banyak banget pelajaran yang bisa dipetik di dalamnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya betul sekali mba Reni, apalagi saya, sebagai seorang guru buku itu betul betul menispirasi saya , terima ksaih mba Reni

      Hapus