Sabtu, 21 November 2015

SILAHTURAHMI YANG TIADA HENTI, AUMNI SPG 3 83

Dokuntasi : WA Grup SPG 3 83

"Dari sekian banyak cerita,  cerita kita tak pernah ada tamat, walau pisah adalah jalannya. Namun kenang tetap jadi riwayatnya". Itulah sebaris kalimat yang menghiasi  di pojok kiri bawah dari sebuah tampilan beberapa foto yang di padu jadi satu. Foto yang diuploud entah oleh Wawan atau Suntoro. Foto foto yang diambil saat beberapa alumni SPG3 83 berkesempatan mengunjungi tempat penulis yang juga merupakan anggota alumni tersebut. Mereka di antaranya Saeful, Saiman, Naiman, Moh Zein, Ibnu Maulana, Suntoro, Raska, Endah, Siti Khodijah dan beberapa dari istri 

Dokuntasi: WA grup SPG 3 83

"Cerita kita tidak pernah tamat". Ya cerita mereka tidak ada habisnya. Minimal saat tulisan ini di tulis. Satu minggu yang lalu tepatnya 14 Nopember  2015  mereka telah membuat cerita dengan kegiatan rame rame menuju puncak dengan mengendarai motor."ayal ayal". Demikian Saeful menyebutnya. 

Dokuntasi :WA Grup SPG 3 83

Dan Seminggu dari saat itu, tepatnya 21 Nopember 2015  cerita itu kembali terurai. Tersaji begitu indah di WA grup SPG 3 83 yang mereka miliki. Dengan tema ysng berbeda namun tetap sarat dengan persahabatan dan silahturahmi."Spontanitas " demikian komentar Saeful yang akrab dipanggil bang Balon saat penulis menuturkan kekaguman dan rasa iri di WA karena tidak bisa ada di sntara mereka melayat ke rumah Ucun. Ucun salah satu alumni SPG3 83 berduka karensa suaminya dipanggil oleh yang maha memiliki Allah Subhanahu Wa taala.

Rasa empati juga ditunjukan lewat dukungan dan doa oleh mereka yang tidak bisa hadir langsung kekediaman Ucun. Hari itu 21 Nopember 2015 WA penuh cerita dan komentar. Cerita dan komentar yang sarat rasa empati lahir dari sebuah persahabatan yang terjalin 32 tahun yang lalu, dan tersambung kembali dengan persahabatan yang penuh bermakna


Dokuntasi : WA Grup SPG 3 83



Cerita itu lebih indah lagi saat mereka meneruskan silahturahminya ke Lala dan Hasan Tubilah. Dua sahabat ini juga lulusan SPG yang ditakdirkan oleh Allah berjodoh. Hasan ada kabar sakit. Dan setelah dari taziah ke Ucun mereka melanjutkan bersilahturahmi menengok Hasan. Sebuah sikap yang begitu indah dan melahirkan sebuah kebanggaan dan kekaguman. Serta doa semoga persahabatan ini terus menyala dan tidak pernah padam. 

Rasa persahabatan tentunya tidak hanya memenuhi mereka yang berkesempatan hadir. Yang tidak hadirpun sepertinya merasakan seolah hadir bersama mereka. Lewat doa dan dukungan. 




Dan cerita apalagi yang akan terurai dari persahabatan mereka. Tentunya waktu yang akan membuktikannya. Yang jelas ada sejumput doa semoga api semsngat persahabatan dan silahturahmi ini tak pudar oleh waktu, tak putus karena kesibukan dan rutinitas walaupun ada anggapan kesibukan dan rutinitas bak gunting yang bisa memutuskan silahturahmi. Minimal ada "kenang yang menjadi riwayatnya"  seperti apa yang tertulis di pojok kanan sebuah foto yang penulis kutif di awal tulisan ini. 










Kamis, 22 Oktober 2015

TETEP KUMPUL WALAU SEBAGIAN SUDAH PADA PUNYA CUCU




Judul di atas saya comot dari sebuah status facebook yang sore itu saya baca. Sebuah status yang ditulis oleh Hasunah yang akrab dipanggil Encun. Status yang mampu membawa ingatan saya kembali ke 32 tahun. Apalagi di bawah statusnya dia mengupload beberapa foto. Foto dari beberapa  sahabat lainnnya saat bersilahturahmi ke Mutinah. Dalam foto terlihat ada Hadiyathie, Milda, Mimin, Mutinah sang tuan rumah dan Hasunah sendiri tentunya. 

Saya bisa merasakan perasaan Hasunah saat mengupload foto foto itu. Sebuah rasa yang sulit diungkapkan tentang indahnya sebuah persahabatan. Persahabatan yang tak lekang oleh waktu,tak pudar oleh usia, tak pudar oleh status yang kini di sandang "nenek"atau "kakek".Sebab, beberapa hari sebelumnya,  saya juga merasakan hal yang sama saat memenuhi undangan Mutina dalam rangka resepsi pernikahan puterinya. Sebelumnya juga ada resepsi pernikahan dari anak  Atma dan Cahyono. Namun sayang karena ada sesuatu hal saya berhalangan hadir. (untuk b Atma, dan Mas Cahyono maaf ya )

Dokumentasi Mas Joko /Mas Spay saya Lupa
Foto Besama di Pernikahan Puteri nya po Mutinah 


dok milik  Endah
Kami Serasa masih gadis di hajatan Po Mut 

Dok Milik WA Grup SPG 3 83
di mana ada kesempatan, di situ kami berfoto ria 


Dok Milik Bang Iful
Saat menghadiri Hajatan pernikahan di Mas Cahyono 
Persahabatan  kini telah berubah bentuk. Persahabatan yang dulu sebatas hanya jajan bersama, belajar bersama, saling curhat. Kini 32 tahun kemudian di saat telah memasuki usia kepala lima, persahabatan lebih bermakna. Saya dan mereka satu persatu mulai menikahkan, mulai memiliki cucu. Dan persahabatan itu tetap berjalan sesuai kondisinya. Persahabatan kini diwarnai saling datang saat salah satu dari mereka menikahkan puteri puterinya. Di saat itulah kebersamaan dan indahnya  silahturahmi tercipta

Dok Milik Mba Endah
di Hajatan B Atma 

Dok Milik Mba Endah
mengambil kesempatan berfoto di Hajatan B Atma  
Dok Milik Mba Endah
di Hajatan B Atma 


"Tetap kumpul walau dah pada punya cucu.". Juga bukan hanya saat ada moment menikahkan. Saat salah satu dari mereka kebetulan ada acara atau berkunjung ke daerah di mana sahabat bertempat tinggal kami  menyempatkan untuk berilahturahmi. Seperti Naji yang kebetulan workshop di Cipanas dia hubungi saya dan tentunya bisa ditebak, kami bersilahturahmi, saya mengunjungi hotel  dimana dia workshop atau  Listi saat ada keperluan ke kota bunga, dia sempatkan mengunjungi saya, dan pasti ada lainnnya yang saya tidak ketahui. di mana ada kesempatan bertemu disitulah silahturahmi itu tersambung. 

dok ; milik pribadi
akhirnya Po Listi sampai juga di Cipanas
Saya dan suami saat mengunjungi b Naji di sela sela workshopnya
Dok : Milik b Naji 
Indah rasanya persahabatan, Nikmat rasanya bersilahurahmi. Pantas saja Islam benar benar mengutamakan itu. Apalagi bila persahabatan itu tidak di batasi berbagai perbedaan. Tidak melihat berbagai status sosial. Namun murni karena satu rasa, rasa bahwa kita satu keluarga. KELUARGA BESAR ALUMNI SPG 3 83. Semoga saja persahabatan dan kekeluargaan yang telah terbina tidak putus karena hal lain yang tidak lebih utama dari terbinanya silahturahmi. SEMOGA 


Jumat, 16 Oktober 2015

MENCOBA MENYUSUN DAN MENERAPKAN SOAL SOAL HOTS

PROSES KOLONIALISME BARAT DI INDONESIA

1.      VOC merupakan sebuah perkumpulan pedagang pedagang Belanda, namun dalam  bertindak seperti layaknya satu negara. Coba kalian analisa mengapa hal tersebut bisa  terjadi.

2.      Coba kalian baca buku paket halaman 64-66 mengenai masa pemerintahan Herman Wilem Daendels. menurut kalian apakah benar Daendels itu kejam dan keras ? bila benar coba kalian uraikan kebijakan mana yang menunjukan  kekejaman Daendels tersebut ?

3.      Culture Stesel atau Tanam Paksa pada mulanya memiliki ketentuan yang bagus dan baik. Namun pada pelaksaannnya pada umumnya menyimpang jauh dan merugikan rakyat. Coba kalian analisa di mana penyimpangannnya  dengan mengisi tabel di bawah ini dan kemudian menurut pendapat kalian mengapa bisa terjadi penyelewengan ?
Aturan Tanam Paksa dan Penyelewengannnya
No
Aturan Semula
Penyelewengannya
1


2


3


4


5

``
6


7



4.      Dalam Aturan Tanam Paksa ada dua jenis tanaman yang menjadi sangat penting yaitu tebu dan nila.

5.      Mengapa kedua tanaman tanaman ini yang sangat penting ? coba kalian uraikan penyebabnya.


6.      Coba kalian kaji masa kolonialisme Barat dari masa VOC, Daendels, Rafles, dan Tanam Paksa. Dari keempat masa itu mana yang lebih tidak membuat rakyat Indonesia Menderita? Coba kalian buktikan jawaban kalian dengan menguraikan fakta fakta kebijakannnya. 

Minggu, 13 September 2015

UNTUK KE DUA KALINYA MEREKA BERTEMU



dok:mas Spay

Akhirnya untuk ke dua kalinya mereka bertemu. Pertemuan yang di awali di Ciloto itu akhirnya terulang kembali, Minggu 23 Agustus 2015. Bertempat di Bumi Perkemahan Cibubur. Entah alasan apa yang melatar belakangi pemilihan tempat itu. Yang jelas dari mereka yang menjadi pemrasaran acara itu, dulunya sekitar tahun 1983 lekat dengan pramuka.Sebenarnya tak menjadi soal, benar tidaknya alasan itu, yang jelas ide untuk menggelar acara tersebut patut diacungi jempol. Terutama untuk Tim 7. Tim yang beranggotakan Samin, Suparni, Saeful, Joy, Wawan, Hasanudin, dan Naji. Mereka begitu gigih dan kompak untuk selalu berusaha mempersatukan dan terjalinnya silahturahmi di antara alumni SPG 3 angkatan 83. 

dok Mas Spay


Pertemuan yang berlatar belakang halal bihalal itu juga dihadiri oleh guru meteka. Pak Sukria. Ada juga wajah wajah baru yang hadir. Wajah yang saat pertemuan di Ciloto tidak tampak. Seperti Nafis, Dede, Muniroh, Sejahtera, wuryaningsih, Saidah, Elly Putri, Siti katijah, Safrudin, Momon, Ervan, Ratih, Suntoro, Suwandi, Murni, Saripudin, Misri dan lainnya.

Sedangkan wajah wajah lama yang hadir seperti Tim 7 tentunya, Joko, Supriyanto, Asmari, Zein, Husin, Atma, Mutinah, Atjih, Uri Pasih, Rogayah, Soheh.dan Endah yang datang saat acara selesain sehingga bagi mereka yang sudah meninggalkan tempat acara tidak bisa bertemu dengannya.

dok:mas Spay

Acara dibuka dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Safrudin dan saritilawah oleh Atjih. Dilanjut dengan sepatah kata dari panitia yang di wakili oleh Wawan. Sedangkan dari pihak alumni oleh Rogayah. Pak Sukria menambah suasana jadi sedikit meriah. Kata katanya yang kadang diselipi nyanyian membuat alumni yang hadir tertawa. Dan penuh keakraban.

Dok : po Mutinah

Nyanyian demi nyanyian terlantur dari alumni yang hadir. Dengan iringan Saeful melalui keyboardnya Murni, Ratih, Misri Ali, Atjih, melantunkan lagu.. ada lagu pertemuan, kasih, bunga mawar, dan dandut tentunya. 

Dok : mas Spay

Ada yang menarik dari acara tetsebut. Sekelompok wanita yang terlihst begitu kompak. Mereka istri istri dari tim 7.  Mereka selalu hadir dan sepertinya satu visi yang sama. Mendukung kegiatan suami dan menjalin keakraban diantara mereka. Yang tentunya juga menjalin silahturahmi dengan teman teman suaminya, Sebenarnya keakraban mereka sudah tetlihat saat pertemuan di Ciloto. Mereka satu persatu diperkenalkan oleh suami mereka masing masing. Dan di Cibubur kembali mereka hadir walau tidak semua hadir. Rasanya tidak berlebihan kalau acara halal bilhalal bisa sukses ada peran mereka di dalamnya.

Namun ada satu hal yang menjadikan acara ini terasa kurang.Ketidak hadiran wajah wajah lama yang dulu sewaktu di Ciloto hadir.Hadiyatie, Eko, Sunah, Mimin, Endang, Tati, Amin, Neneng, Ibnu, Raska, Zakaria dan Sri Pur Sulisti. Ketidak hadiran mereka tentunya punya alasan yang perlu dimengerti dan di hargai tentunya. Walaupun jujur saja dengan ketidak hadiran mereka sedikit banyak mempengaruhi rasa diantara yang hadir. Terutama kerinduan untuk bisa bersilahturami lagi.

Yang perlu diketshui juga ketidak hadiran Nuraida yang  sedang berjuang melawan penyakitnya tak luput dari perhatian ysng hadir. Doa untuk kesembuhannya terlantur dalam acara tersebut. Keakraban dengan Nuraida ysng biasa juga dipanggil Ida telah terjalin kembali melalui WA. Dan beberapa diantaranya menjenguk Ida setelah acara selesai.



Dok: bang Iful

"Masa lalu biarlah masa lalu". Sebaris penggalan lagu itu rasanya tidak berlaku untuk mereka. Mereka Alumni 83 SPG 3, dengan menggelar  acara halal  bilhslal tetsebut  tentunya ingin menegaskan bahwa masa lalu itu jangan dibiarkan. Masa lalu ingin kembali terulamg,  persahabatan yang tentunya kini berubah makna, persahabatan yang penuh persaudaraan. Persahabatan yang penuh kekeluargaan. Kalau dulu persahabatan dalam artian belajar bersama, saling curhat, jajan bareng, kumpul kumpul saling bercerita, menjalani kegiatan sekolah bersama. Kini berharap persahabatan itu menjadi sebuah kesadaran bahwa mereka adalah bersaudara. Mereka adalah sebuah keluarga. Di mana satu sakit semua merasakannya, satu gembira semua merasa bahagia. Semoga impian ini terwujud. Insya Allah.

dok: b Iful


dok: bang Iful
Catatan:
Ucapan terima kasih dan mohon maaf penulis untuk Mas Spay, po Mutinah dan Bang Iful yang hasil jepretannya penulis paksi. 

Sabtu, 12 September 2015

Saya, Pak Anis Baswedan dan Reza Sebuah Pengalaman Yang Menginspirasi



Sebuah undangan warna putih bertuliskan "Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional Nasional 2015" saya terima satu hari sebelum acara penutupan itu digelar. Sebuah ajakan  untuk mengapresiasikan hasil karya anak bangsa khususnya pelajar, sayang kalau tidak dipenuhi dan tidak dihadiri.

Bersama dengan beberapa rekan guru, saya berangkat menuju Istana Kepresidenan Cipanas di mana acara itu di gelar. Kurang dari lima menit saya telah tiba. Beberapa tenda berhias dominan warna merah putih menyambut kami. Acara ini digelar memang dalam rangka memperingati 70 tahun Indonesia merdeka, dan tenda tenda yang ada, tempat di mana masing masing lomba cipta seni berlangsung.


Tenda tenda itu telah sepi, hanya beberapa tenda yang masih ada kegiatannya. Diantaranya tenda yang diisi sekelompok pelajar yang sedang memainkan alat musik sederhana. Beberapa tong besar dipadu dengan alat musik mengeluarkan irama yang begitu indah. Mengajak saya untuk menikmatinya sesaat dan duduk diantara pembina dan pelajar yang turut berlomba.


Sebuah tenda menarik perhatian saat saya menuju gedung utama acara penutupan akan digelar. Tenda yang penuh lukisan -lukisan. Sementara dua pelajar sedang asyik melukis. Satu diantaranya duduk di bawah dengan tampa kedua tangan. Jari -jari kakinya yang ternyata dari kakinya yang berukuran kecil dengan kuatnya mencengkeram kuas yang penuh dengan cat dan dengan lembut menyapukannya pada kanvas.Sebuah pemandangan yang memunculkan sebuah zikir, Allah Maha Besar, Maha Rahman dan Rahim NYA dibalik kekurangan hambaNYA DIA pun menyertakan KEKUATAN dan KELEBIHAN. Masya Allah.




Saya yang  tidak menahu tenrang seluk beluk lukisan, satu persatu menikmati hasil lukisannya. Dari lukisannya saya baca namanya Reza Dela. Seorang pelajar berkebutuhan khusus dari Sukanagara. Sebuah kecamatan di Cianjur Selatan.


Reza tidak sendiri.Dia ditemani dengan temannya yang juga berkebutuhan khusus. Kalau reza tidak memiliki kedua tangan dan sepasana kakinya kecil, lain lagi kondisi temannya yang badannya terlihat besar  Tuna Rungu. Tapi mereka sama sama menghasilkan sebuah lukisan yang hebat. Syahrul demikian namanya sekolah di SLB Cipanas dengan asyiknya menyapukan cat ke kanvas

"Justru saya yang harus berterima kasih kepada ibu, dua generasi telah menjadi guru" ujar Pak Anis Baswedan, saat saya mengucapkan terima kasih kepada beliau.Dua generasi yang dimaksud karena saat berbincang singkat dengan beliau saya ditemani piteri saya yang berprofesi juga guru.Ucapannya penuh kelembutan dan humanis. 


Saya bersyukur, telah berkesempatan berbincang dengan beliau walau singkat dan berfoto bersamanya. Saya yakin guru mana yang tidak senang dan bangga dapat berbincang dan berfoto bersama beliau. Kesempatan ini tidak saya sia  siakan saat saya melihat  rombongan pak Anis yang berjalan ke arah di mana saya berada. Saya menjadi kuat untuk ingin betbincang dengannya, ketika melihat keramahan beliau menanggapi semua pertanyaan sambil menyalami peserta lomba dan guru pembina yang ingin bersalaman dengan beliau. Alhamdulillah usaha saya untuk itu berhasil. Dan bagiam perbincangan dengan beliau saya tulis di atas. 

Sebuah pengalaman yang berharga sekaligus menguatkan saya kembali bahwa menjadi guru adalah panggilan hidup. Pantas saja panitia dalam undangannya sebagian ada dari guru. Karena memang acara ini begitu mengiinspirasi, termasuk saya yang juga seorang guru.



Selasa, 23 Juni 2015

SETELAH 32 TAHUN,AKHIRNYA KAMI BERTEMU


Tulisan ini jujur saja bentuk dari sebuah kekaguman dan apresiasi  terhadap sahabat sahabat lama saya.Sahabat yang selama 32 tahun tak tahu keberadaannya,kini telah dipertemukan dan dipersatukan kembali, khususnya kepada kelompok T7 yang dengan gigihnya menjadi penggagas dan penggerak terwujudnya Siahturahmi yang kemudian ternyata bukan hanya sekedar temu kangen saja, lebih dari itu. Juga terhadap sahabat sahabat lainnnya, yang ternyata merespon dan memiliki rasa yang sama ingin mengulang  kembali silaturahmi yang pernah terjalin tiga puluh dua tahun yang lalu.Masa di mana  masih berpakaian putih abu,di sebuah Institusi yang bernama Sekolah Pendidikan Guru (SPG) 3, 

Angota T7 dari kanan  Wawan,,Murjaya,, Suparni,Saiful,Naji,Hasanudin, Saiman 

SAYA DIBERI TAHU MELALUI  SEBUAH SMS.

Sore itu sebuah sms saya terima dari salah seorang kawan lama Mutinah. Teman sewaktu menimba ilmu di SPG. Bunyi pesannya mengajak saya untuk berpartisipasi dalam silahturahmi Alumni SPG 3 83., di akhir pesannnya dia meminta saya untuk mengaktifkan WhatsApp karena sudah terbentuk group SPG 3  83 sehingga memudahkan komunikasi. Sebuah ajakan yang menarik dan langsung saya penuhi, walaupun dalam benak saya jujur saja  ada anggapan "paling paling  ketemu, Cipika cipiki, saling memperkenalkan diri lagi dan selanjutnya goodbay deh" Namun itupun telah menggoda saya untuk ikut.Setidaknya akan bertemu dengan teman teman lama.dan untuk WhatsApp  saya langsung membuat karena memang saya belum memiliki. 

Bersamaan dengan sms yang saya terima dari Mutinah, sebuah status di facebook menarik perhatian saya."Di mana sahabat lamaku Acih berada". Demikian bunyi statusnya.Pemilik akunnya Sulisti.Nama yang mengingatkan saya pada seseorang berpakaian putih abu dengan rambut panjang dikepang dua,bila tertawa dia tutup mulutnya. Entah ini sebuah kebetulan atau apa namanya yang jelas menguatkan niat saya untuk hadir dalam temu kangen alumni. kebetulan saya juga ingin meminta doa akan kesembuhan Nuraida yang juga alumni SPG 3 yang selama ini menjalin komunikasi dengan saya. Undangan temu kangen, sahabat yang bertanya keberadaan saya melalui facebook, serta kondisi sahabat yang sakit dan membutuhkan doa, yang secara kebetulan bersamaan saya alami itu menggerakan  saya memulis   status di  facebook yang kemudian mendapat komentar dari Hadiyatie yang juga alumni.



DUGAAN SAYA BENAR-BENAR MELESET

"Paling paling  ketemu,Cipika cipiki, saling memperkenalkan diri lagi selanjutnya goodbay" Persangkaan saya itu  ternyata SALAH BESAR.Tanda- tanda Persangkaan saya salah sudah terlihat pada saat saya masuk Vila di Ciloto di mana pertemuan itu diadakan.Walaupun saya terlambat karena harus menghadiri rapat kenaikan kelas dulu. Sambutan mereka begitu kekelurgaan.Satu persatu mereka mendatangi begitu saya keluar dari mobil.Sebuah penerimaan yang begitu hangat."Masih ingat saya Saiman" "Saya Husin",Saya Hasanudin" saya Naji dan seterusnya.Bukan itu saja satu persatu mereka memperkenalkan istrinya masing masing yang ternyata kemudian saya ketahui istri dari kelompok T7 dan lainnnya.

Merasa di terima dan aura kekeluargaan begitu kental terasa,  saat satu persatu dari mereka memperkenalkan diri.Tidak terasa kecanggunagan dan tidak ada rasa asing di antara kami padahal 32 tahun bukan waktu sedikit.Waktu di mana banyak hal berubah semisal Fisik kami, karir dan lainnnya.Contoh saja saya begitu pangling dengan Husin teman yang saya sering kunjungi dengan Ario Tejo, Mat Zein,teman yang sama sama masuk Vokal Group sewaktu di SPG, Wawan yang aktif di Pramuka bersama Asmari, Endang yang dulu aktif Volly,Ibnu Maulana yang namanya mengingatkan saya kepada Rini berambut panjang,Hasanudin yang saya kenal dulu begitu pendiam, Murjaya yang dulu kalau saat lebaran saya dengan Hadiyati meminta pepaya padanya. Saiman yang aktif di OSIS, Joko yang aktivitis Pramuka.dan Suparni, Rughayah, Amin dengan Tati yang kini lebih ramping serta  Endah yang seperti dulu riang. Perubahan yang terasa sekali bagi saya  adalah Listi.. di benak saya tertanam gadis berambut panjang dikepang dua tidak terlihat lagi. Mereka semua tampak berubah dewasa dan matang sedangkan dalam benak saya tertanam mereka dengan penampilan tiga puluh duatahun yang lalu.

Namun wajah yang banyak berubah ternyata tidak menghapuskan bahwa kami dulu pernah berteman, itu terwujud dari kami langsung akrab. langsung menyatu, langsung bersholat berjamaah bersama, bernyanyi, berjoget,berolah raga bersama,sebuah pertemuan yang pastinya menjadi sesuatu yang indah, .Sesuatu yang mahal harganya di saat saat memasuki usia kepala lima.Betapa Indahnya Persahabatan.Betapa Indahnya Siahturahmi. 'Nikmat TuhanmuYang mana lagiyang kamuDustakan". 

Sebenarnya tidak semua wajah terasa asing. Banyak juga yang familier di mata saya. Semisal Soheh dengan istrinya mutinah Uripasih, Hadiyati Milda,  Saiful , Raska, Naiman, Hasunah, Eko, Jakaria Mimin, Neneng, Sri Pur.karena kami pernah bertemu minimal  saat halal bihalal atau menjalin pertemanan melalui media sosial facebook.Namun dengan pertemuan kali ini begitu lengkap.Begitu banyak yang hadir.Walaupun masih ada diantara kami  yang tidak semoga waktu bisa mempertemukan dengan mereka. 

Seminggu setelah pertemuan mereka mengunjungi Nuraida yang sedang sakit
WhatsApp GROUP SPG3 83  MENYADARKAN SAYA

Ajakan dari beberapa rekan alumni  untuk membuat WhatsApp saya penuhi.setelah aktif WhatsApp saya, beberapa rekan menghubungi melalui WhatsApp pribadi  diantaranya .Mimin,Neneng dan terakhir Saiful. "Hey Cih,pakabar??Ipul nih", "Tuh,udah masuk grup,acih".demikian bunyi pesannnya.  Tidak menunggu lama saya buka WA Group SPG3 83 dan Masya Allah,ramai skali group ini.dalam arti penuh keakraban.Saya ikuti percakapan percakapan mereka dan sesekali saya masuk.Namun lebih banyak menyimaknya  dan tertawa.Ya Group ini penuh dengan celotehan celotehan yang membuat saya tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.Celotehan celotehan yang banyak diwarnai dan kental budaya betawi.Mpo,Abang,pantun,dan celotehan betawi lainnnya.yang kesemuanya menyita perhatian saya untuk selalu dan selalu membuka akun group.ini.Walaupun hanya sekedar untuk  membaca.

"Riang dan mengundang tawa"ternyata bukan hanya itu yang bisa saya pelajari dari WA Group SPG 3 83. Ada hal lain,ada nuansa yang berbeda  yang menyadarkan anggapan saya sebelum masuk group WA bahwa pertemuan Ciloto itu hanya sebatas pertemuan temu kangen tidak lebih.Tepampang dengan jelas melalui berbagai foto yang di uploud ternyata bagaimana sebahagian dari mereka menjalin komunikasi dan silahturahmi dalam bentuk yang lebih bermakna,lebih persaudaraan,lebih kekeluargaan dan ada lagi  yang membuat saya tiap beberapa menit membukanya,yaitu WA Group SPG 3 83 terkadang seperti saya menyaksikan laporan pandangan mata,betapa tidak apayang terjadi dengan kominikasi antar mereka,mereka beritakan di group.Mereka kirim gambar. seperti bukan di dunia maya saya rasakan.ttapi saya jadi larut kedunia nyata.Haru,bangga,dan rasa lainnnya larut menjadi satu yang akhirnya setetes air mata mengalir,ada keinginan untuk terbang menemui mereka,ingin turut bersama mereka.tetapi apa mau dikata letak dan kondisi yang tidak memungkinkan,dan pada akhirnya saya tuangkan lewat tulisan. 

Saling berkomunikasi dan bekerjasam,mengundang Ustad yang juga rekan seperjuangan  di SPG3
Betapa tidak haru,mereka begitu kompak dan saling mengajak untuk menjenguk Nuraida yang sedang sakit seminggu sesudah saya katakan di pertemuan Ciloto. Mereka ternyata membuktikan pertemanan begitu berharga bukan hanya sekedar hura hura tetapi lebih dari itu.Mereka dengan sabar saling menunggu,saling memberitahu,saing mengajak .

T7 meggalang rekan rekan untuk saling berbagi dan berempati 
Betapa tidak haru,lewat Grup WA saya melihat betapa dengan iklasnya Asmari dan Saeful mengantarkan pesanan temannya.Ada sesuatu yang berharga dari hanya sekedar pesanan itu,sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang."PERSAHABATAN YANG IKLAS".yang kalau bukan karena persahabatan yang tulus tidak mungkin Asmari ke rumah Hasunah mengantarkan kolang kaling pemberian Saeful. Kalau bukan Persahabatan yang tulus tidak mungkin Saeful berpanas panas kerumah Mutinah mengantarkan pemberiannnya.dan kalau tidak persahabatan yang tulus tidak mungkin Haduyati bercape cape kerumah Hasunah mengambil kolang kaling pemberian Saeful.Apa yang mengerakkkannnya ? PERSAHABATAN YANG TULUS.
Mengembangkan usaha rekan yang memiliki potensi  melalui berbagai dukungan 
Persahabatan yang tulus pula yang menggerakan Suntoro menguploud Foto hasil kerajinan temannnya.

Kesemuannnya membuat saya menyadari betapa pertemanan yang terbentuk sudah berubah makna.Pertemanan yang terbentuk bukan hanya sekedar jalan bareng,jajan bareng,naik bis bareng,belajar bareng seperti tiga puluh dua tahun yang lalu.tetapi pertemanan yang tujuannnya mencari Ridho Allah.Sejalan dengan kedewasaan dan usia.Semoga saja Tali pertemanan yang tersambung kembali ini akan terus berlanjut.sampai usia senja dan menutup mata.Betapa bahagaianya nanti di usia senja kita memikili persahabatan yang tulus. persahabatan yang menemani hari hari di mana kita tidak lagi disibuki urusan dunia. dan akhirnya hari senja penuh dengan oarng orang terkasih SAHABAT.diantara.Aamiin 
di rumah Nuraida,(Dok Group SPG383)

mengantarkan amanah dari teman  sebuah tindakan yang lahir dari sebuah rasa presaudaraan(Dok : Group SPG3 83)

beroah raga bersama,tidak penting jenis olah raganya,namun kebersamaa dan tertawa bersama menjalin keakraban  

Kebersamaan yang mahal harganya (Dok Group SPG 3 83)


Semalam di Ciloto (Dok Group SPG 3 83)


Penulis yang berdiri dan Wawan 32 tahun yang lalu ( Dok Pribadi)

Inilah sebahagian kami 32 tahun yang lalu

32 tahun yng lalu kebersamaan melalui hobby yang sama

Wisata bersama dari kanan Hadiyati,Penulis,Eli,Kris (Dok Pribadi)

Kebersamaa wisata brsama 32 tahun yang lalu

Berorganisasi Bersama dari kanan  Penulis,Saiman,Asmari,Ibnu dan Pak Kohar 

Kebersamaan saat akan menjelang kelulusan 32 tahun lalu 

Kami 32 tahun yang lalu