Minggu, 23 November 2014

AKU DAN MEREKA



“ Bu saya ada menulis lagi “ Ujar siswaku sambil mengeuarka dua lembar kertas dari tasnya dan memberikan padaku dengan malu-malu.di ruang guru siang itu


Dia ucapkan kata LAGi, karena memang tulisannya kali ini merupakan kedua kalinya. Sedangkan yang Pertama saat jam pembinaan wali kelas di mana saaat itu aku menugaskan siswa yang aku wali kelasi utuk menulis curahan hati mereka di selembar kertas dan tulisannnya menarik perhatiaanku, dan sebagai apresiasi terhadap tulisannnya aku pasang di MADING KELAS dan kutulis ulang di mana aku punya Blog. Dari sanalah dia mungkin jadi termotivasi lagi menulis.

“ Oya coba ibju lihat” kuterima kertas itu.dengan antusias dan kubaca satu persatu satu.  
Dan saat kubaca satu dari dua tulisannnya yang dia beri judul MENGGENGGAM BUMI  muncul sebuah harapan semoga apa yang ditulisnya merupakan apa yang tersirat dalam hatinya dan akan diimplentasikan dalam kehidupannya sehari hari sehingga cinta lingkungan sudah menginternalisasi  pada dirinya. Aku tidak peduli tentang cara penulisannnya dan pemilihan katanya yang penting bagiku sebagai guru IPS Nya ada satu kebaanggaan karena siswaku sudah menunjukan bukan hanya kemampuan kognitif saja namun lebih tinggi dari itu.

Membaca tulisannnya aku jadi  ingat  saat kegiatan pembelajaran materi permaslahan lingkungan hidup dan pengaruhnya. Saat itu pembelajarannnya kuawali dengan menayangkan power point SURAT 2070 yang filenya  aku dapatkan ketika seminar lingkungan hidup lima tahu yang lalu. Setelah itu aku minta pendapat mereka tentang penayangan SURAT 2070, dari ekspresi mereka dapat aku simpulkan,  mereka begitu antusias dan dia siswaku, menuliskannnya lewat puisi.



Lain lagi, siswa ku yang satu ini, sebut saja si Badi ( nama samaran ), kebiasannnya adalah memakai peci. Biasanya kalau ada siswa memakai topi upacara di kelas aku pasti menegur dan mmerintahkan mereka untuk melepaskannnya, namun entah kenapa saat aku melihat dia pakai peci hitam, dan di wajahnya terlihat sisa- sisa air wudhu batinku melarang untuk menegurnya. Mengapa kau larang, bukankah itu positi ? demikian batiku berkata. Kebetulan saya mengajar di kelasnya waktunya berbarengan dengan masuknya sholat dhuhur, sehingga aku memerintahkan mereka untuk sholat dhiuhur dulu, baru belajar.

 “Semoga nanti kamu jadi pak Haji ya “ Ujarku sambil kuusap pundaknya Yang dijawab aamiin olehnya sambil kedua tanggannnya di telungkupkan ke dadanya.



Kalau siswa yang ini, dia tidak aku ajar, namun darinya kau mendapat sebuah kritikan yang menurutku masih di batas kespopanan. Begini suatu hari aku sedang makan di ruang kantor, dia datang, dengan tujuan menemui rekan guru lainnnya. Karendi dekat guru yang dia akan temui, otomatis dia juga menyalamiku, saat menyalamiku dia berujar

 “ Bu tidak puasa” tanyanya.  Tanyanya yang menyadarkan kalau bulan ini penuh dengan puasa sunah,menjelang hari raya idhul  Adha.

“ Kamu puasa?” tanyaku bukan menjawab pertanyaannnya. Yang dia balas dengan anggugan kepala.

“ Alhamdullllah, kamu puasa, kalau ibu nant dua hari aja “ ujarku yang kemudian di balas dengan senyum dan anggugan. Semoga anggogannya merupakan sebuah sikap saling menghargai. Dan sebuah kebanggaan muncul dalam diri, walau di awali dengan rasa malu akan tegurannnya, namun itu tidak soal,karena yang jelas lewat dia aku diingatkan bahwa bukan urusan muda dan tua, bukan urusan siswa atau guru masalah ibadah, terkadang gurupun harus  banyak belajar dari mereka, dari siswanya. Mengapa tidak.

Terakhir aku ingin bercerita tentang siswa yang sekarang sudah keluar, namun kenangannnya begitu masih melekat., kutulis tentangnya dengan menuliskan kembali statusku tentangnya di facebook.dan sekaligus mengakhiri tulisanku, Tulisan tentang sebagian dari mereka, siswa-siswaku, yang bagiku laksana  sumber mata air yang tiada habisnya  untuk bahan  tulisan-tulisanku. 


Dia tersenyum dan sesekali bercerita pengalamannnya di ajang Olimpiade Sains Nasional di Batam yang baru saja dia ikuti. Kuraba keningnya Alhamdulillah panasnya sudah mulai berkurang dibandingkan tadi sewaktu aku dan kedua rekanku tiba badannya terasa panas ku pegang. Dia menunjuk souvenir yang dia bawa ada, sebungkus gantungan kunci
 " itu katanya untuk guru guru bu " ujar mamanya
" dan itu pulpen pulpen untuk teman-temannnya. uajrnya mamanya lagi.
 Kulihat ada sejumlah pulpen warna merah putih dan di sebelahnya ......ada beberapa amplop kecil warna putih yang sudah ditulisi nama-nama.
 " itu rencananya akan di iisi uang dari hadiiah Olimpiade Sains Nioanal untuk diberikan kepada yang berhak selain diberikan ke mamanya " kata mamanya lagi sambil mengusap genangan air matanya dengan jilbab yang dia pakai.
Aku dan kedua rekanku seperti terhipnotis tak bisa berucap selain mengusap genangan air mata yang hampi jatuh dan aku yakin kedua rekanku memiliki rasa yang sama. SEMOGA LEKAS SEMBUH ALDINARKU KAMI MENYAYANGIMU

Tulisan ini dikut sertakan pada lomba menulis untuk guru, yang dilaksanakan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog ( KSGN)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar