“
Bu saya ada menulis lagi “ Ujar siswaku sambil mengeuarka dua lembar kertas dari
tasnya dan memberikan padaku dengan malu-malu.di ruang guru siang itu
Dia
ucapkan kata LAGi, karena memang tulisannya kali ini merupakan kedua kalinya. Sedangkan
yang Pertama saat jam pembinaan wali kelas di mana saaat itu aku menugaskan
siswa yang aku wali kelasi utuk menulis curahan hati mereka di selembar kertas
dan tulisannnya menarik perhatiaanku, dan sebagai apresiasi terhadap
tulisannnya aku pasang di MADING KELAS dan kutulis ulang di mana aku punya
Blog. Dari sanalah dia mungkin jadi termotivasi lagi menulis.
“
Oya coba ibju lihat” kuterima kertas itu.dengan antusias dan kubaca satu
persatu satu.
Dan
saat kubaca satu dari dua tulisannnya yang dia beri judul MENGGENGGAM BUMI muncul sebuah harapan semoga apa yang
ditulisnya merupakan apa yang tersirat dalam hatinya dan akan diimplentasikan
dalam kehidupannya sehari hari sehingga cinta lingkungan sudah menginternalisasi pada dirinya. Aku tidak peduli tentang cara
penulisannnya dan pemilihan katanya yang penting bagiku sebagai guru IPS Nya
ada satu kebaanggaan karena siswaku sudah menunjukan bukan hanya kemampuan
kognitif saja namun lebih tinggi dari itu.
Membaca
tulisannnya aku jadi ingat saat kegiatan pembelajaran materi permaslahan
lingkungan hidup dan pengaruhnya. Saat itu pembelajarannnya kuawali dengan
menayangkan power point SURAT 2070 yang filenya aku dapatkan ketika seminar lingkungan hidup
lima tahu yang lalu. Setelah itu aku minta pendapat mereka tentang penayangan
SURAT 2070, dari ekspresi mereka dapat aku simpulkan, mereka begitu antusias dan dia siswaku,
menuliskannnya lewat puisi.
Lain
lagi, siswa ku yang satu ini, sebut saja si Badi ( nama samaran ), kebiasannnya
adalah memakai peci. Biasanya kalau ada siswa memakai topi upacara di kelas aku
pasti menegur dan mmerintahkan mereka untuk melepaskannnya, namun entah kenapa
saat aku melihat dia pakai peci hitam, dan di wajahnya terlihat sisa- sisa air
wudhu batinku melarang untuk menegurnya. Mengapa kau larang, bukankah itu
positi ? demikian batiku berkata. Kebetulan saya mengajar di kelasnya waktunya
berbarengan dengan masuknya sholat dhuhur, sehingga aku memerintahkan mereka
untuk sholat dhiuhur dulu, baru belajar.
“Semoga nanti kamu jadi pak Haji ya “ Ujarku
sambil kuusap pundaknya Yang dijawab aamiin olehnya sambil kedua tanggannnya di
telungkupkan ke dadanya.
Kalau
siswa yang ini, dia tidak aku ajar, namun darinya kau mendapat sebuah kritikan
yang menurutku masih di batas kespopanan. Begini suatu hari aku sedang makan di
ruang kantor, dia datang, dengan tujuan menemui rekan guru lainnnya. Karendi
dekat guru yang dia akan temui, otomatis dia juga menyalamiku, saat menyalamiku
dia berujar
“ Bu tidak puasa” tanyanya. Tanyanya yang menyadarkan kalau bulan ini
penuh dengan puasa sunah,menjelang hari raya idhul Adha.
“
Kamu puasa?” tanyaku bukan menjawab pertanyaannnya. Yang dia balas dengan anggugan
kepala.
“
Alhamdullllah, kamu puasa, kalau ibu nant dua hari aja “ ujarku yang kemudian
di balas dengan senyum dan anggugan. Semoga anggogannya merupakan sebuah sikap
saling menghargai. Dan sebuah kebanggaan muncul dalam diri, walau di awali
dengan rasa malu akan tegurannnya, namun itu tidak soal,karena yang jelas lewat
dia aku diingatkan bahwa bukan urusan muda dan tua, bukan urusan siswa atau
guru masalah ibadah, terkadang gurupun harus banyak belajar dari mereka, dari siswanya. Mengapa
tidak.
Terakhir aku ingin bercerita tentang
siswa yang sekarang sudah keluar, namun kenangannnya begitu masih melekat.,
kutulis tentangnya dengan menuliskan kembali statusku tentangnya di facebook.dan
sekaligus mengakhiri tulisanku, Tulisan tentang sebagian dari mereka,
siswa-siswaku, yang bagiku laksana sumber mata air yang tiada habisnya untuk bahan tulisan-tulisanku.
Dia
tersenyum dan sesekali bercerita pengalamannnya di ajang Olimpiade Sains
Nasional di Batam yang baru saja dia ikuti. Kuraba keningnya Alhamdulillah
panasnya sudah mulai berkurang dibandingkan tadi sewaktu aku dan kedua rekanku
tiba badannya terasa panas ku pegang. Dia menunjuk souvenir yang dia bawa ada,
sebungkus gantungan kunci
" itu katanya untuk guru guru bu "
ujar mamanya
" dan
itu pulpen pulpen untuk teman-temannnya. uajrnya mamanya
lagi.
Kulihat ada sejumlah pulpen warna merah putih
dan di sebelahnya ......ada beberapa amplop kecil warna putih yang sudah
ditulisi nama-nama.
" itu rencananya akan di iisi uang dari
hadiiah Olimpiade Sains Nioanal untuk diberikan kepada yang berhak selain
diberikan ke mamanya " kata mamanya lagi sambil mengusap genangan air
matanya dengan jilbab yang dia pakai.
Aku dan
kedua rekanku seperti terhipnotis tak bisa berucap selain mengusap genangan air
mata yang hampi jatuh dan aku yakin kedua rekanku memiliki rasa yang sama.
SEMOGA LEKAS SEMBUH ALDINARKU KAMI MENYAYANGIMU
Tulisan ini dikut sertakan pada lomba menulis untuk guru, yang dilaksanakan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog ( KSGN)
Tulisan ini dikut sertakan pada lomba menulis untuk guru, yang dilaksanakan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog ( KSGN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar