Banyak yang ingin saya tulis tentang kebahagian setelah banyak melewati
perjalanan hidup. Perjalanan yang tidak bisa dikatakan sebentar. Kebahagian
yang tentunya setiap orang pasti merasakannya dalam bentuk yang berbeda.
Kebahagian yang datang dari keluarga,,sahabat dan sanak saudara. Merekalah
sumber inspirasi kebahagian, sehingga menyadarkan diri ‘”Nikmat Tuhan mu Yang Manakah yang Kamu dustakan?”.dan lewat potongan potongan catatan harian
ini, saya ingin berbagi kebahagian semoga saja menjadi inspirasi kebahagian bagi
lainnya dan catatan harian ini saya mulai dari sini.
anakku Riza saat ulang tahunku |
Sore itu sebelas Oktober tahun dua ribu sepuluh, aku dan suami sedang bercengkrama di ruang tamu. Suami saat itu
baru saja pulang dari masjid menunaikan sholat maghrib berjamaah. Saat aku dan suami sedang bercengkrama
sebuah senandung terdengar. “Selamat ulang tahun kami ucapkan“ Senandung itu
sangat lirih. Aku tengok asal suara itu, dan betapa kegetnya, ternyata suara
itu disenandungkan oleh ke tiga anakku Indah, Indra dan
Riza. Mereka menghampiriku
sambil menyerahkan kue itu. “Selamat Ulang Tahun Ma”. Ujar mereka berbarengan
Sesaat aku tidak bisa berkata–kata. Aku tak kuasa menahan tangis. Gembira, haru dan kaget
berbaur dalam diri. Kupeluk mereka satu persatu.
Setelah itu Riza anak bungsuku yang
berusia 15 tahun menyalakan lilin sementara Indra kakaknya mepersiapkan kue dan minuman lainnnya yang ternyata sudah
mereka persiapkan untuk pesta kecil-kecilan yang sederhana.
saat suami berulang tahun |
Kami memang memiliki tradisi merayakan ulang
tahun sederhana. Sederhana namun di situlah kami merasakan bahagia bersama keluarga.
Bila diantara kami berulang tahun kami merayakannya cukup dengan berbagi kebahagian dengan keluarga saja.”Pesta Kecil kecilan“. Demikian kami
menamainya. Kecil-kecilan karena cukup dengan sebuah kue ulang tahun, beberapa
snack dan minuman.
Sederhana sekali namun anak anakku menikmatinya.
Biarlah mereka belajar bahwa dari
kesederhanaanpun bahagia bersama keluarga bisa mereka dapatkan. Cinta kasih
bisa terjalin erat. Dan aku berharap kenangan itu akan mereka simpan dalam
memorinya dan akan mereka buka kelak sebagai bukti bahwa mereka lahir dari
lingkungan yang mencintainya. Lingkungan yang selalu menciptakan bahagia bersama keluarga. Yang pada akhirnya menjadikan mereka saling mengasihi, saling
menghargai, dan saling mencintai antar mereka.
Mereka sumber inspirasi kebahagianku |
Kami duduk di karpet berkeliling. Suami memimpin
doanya sementara aku dan anak-anakku mengamininya. Rasa bahagia menjalariku
sementara air mata terasa hangat kurasakan. Kulihat mereka menikmatinya. Ibu
mana yang tidak merasa bahagia dan tersanjung begitupun aku, Nikmat Alah yang
tidak terkira dan menyadarkan aku akan sebuah ayat ”Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan” membawa pada kesadaran diri, untuk apa aku mencari
kebahagian jauh jauh, sementara di sini,
aku bisa mereguk bahagia bersama keluarga dengan orang yang terkasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar