Sabtu, 14 September 2013

DIA SISWAKU DAN HARAPANNNYA



Pengen...........
Ingin .......Harapanku di kelas 8,  aku pengen jadi orang yang lebih baik,.....pengen banyak teman, disayang, diperhatiin......
Mungkin di kelas-kelas dulu aku banyak kekuarangan, tapi disini, aku ingin memulai untuk memperbaikinya.

Dulu.........
ketika aku bicara, aku selalu egois, gak pernah mikiran perasaan orang lain, tapi sekarang aku ingin mencoba merubahnya, agar orang lain tidak sakit hati ketika aku bicara, melainkan mereka bahagia, ketika aku bicara

Dulu,.......
Aku selalu gampang marah, tapi sekarang aku akan mencoba untuk mengontrol emosiku

Dulu,........aku selalu iri kalau temanku mendapat nilai lebih besar tapi sekarang,.....aku ingin bahagia, bertepuk trangan ketika temanku mendapat lebih dari aku.,........mencoba iklas....karena aku mulai sadar...bahwa seorang teman itu lebih berarti dari pada terus mendahulukan diri sendiri!

Mudah-mudahan dengan memulainnya di kelas 8 ini,  aku bisa memujudkan harapanku ini 
                                                           Aamiin


Kubaca berulang -ulang curahan siswa yang aku wali kelasi. yang dia tulis di selembar kertas.itu.  Dari curahan hati  41 siswa yang aku wali kelasi ,  tulisannnya paling berbeda.

"Tulisannnya bagus untuk aku bacakan di depan kelas saat aku mengajar nanti disela sela pelajaran atau saat pembinaan wali kelas pertemuan yang akan datang" Muncul sebuah inisiatifku 

"Atau di ketik ulang dan dipajang di dinding kelasnya serta  akan kujadikan bahan tulisan di blogku"  Gumanku lagi  dalam hati saat kubaca lagi tulisannnya di ruang guru. 

Namun niatku jadi ragu,karena di halaman kertas sebelahnya ada kata katanya yang menunjukan dia tak ingin tulisannnya di baca orang lain, dan itu harus aku hormati dan harus aku hargai.Namun tulisannnya menurutku tak jadi maslah dan tidak merugikan orang lain, malah mungkin menginspirasi yang lainnnya.Jadi niatku akan aku lakukan dengan catatan AKU BERBICARA DULU DENGANNYA. 

Maka saat ada jam mengajarku di kelasnya dia aku panggil.
" Ga pa pa bu, " katanya dengan senyum penuh arti ketika kuutarakan kalau tulisannnya akan kumasukan kedalam aku punya blog
.
"Eh iya, bisa kamu ketik lagi tulisanmu itu dan beri hiasan ya biar kita tempelkan di dinding kelas" Pintaku lagi. dan lagi lagi dia menyanggupi tetap dengan diiringi senyumannya. 

Maka kini aku dengan bahagianya menulis tentang dia, dia yang menginginkan sebuah perubahan, perubahan menjadi siswa yang tidak hanya CERDAS IQ namun juga CERDAS SECARA EMOSI, dan CERDAS SECARA  SPIRITUAL ah andai saja itu terwujud maka aku sebagai gurunya adalah orang pertama yang merasakan kebahagian itu. dan aku juga berharap semoga semangat itu akan menular ke siswa lainnnya.

 Aamiin 


 

11 komentar:

  1. Waah.. kalau semua anak mempunyai keinginan yg seperti ini, betapa bahagianya hidup, betapa indahnya dunia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mba Santi pastinya, hanya sayang tidak semua memiliki keinginan seperti itu, lingkungan dan latar belakng anak amat mempengaruhi, makasih ya mba Santi dah mampir ke blog saya, sering sering ya mampir he he

      Hapus
  2. Asiknya menjadi guru itu bukan cuma soal transfer ilmu, ya mba? Ada senin lainnya, bukan juga soal menjadi 'ortu kedua' setelah ortu di rumah. Kalau sebagai pengganti ortu kesannya, ada jarak, bikin murid jadi segan, risih dan seabrek alasan lainnya. Kalau murid berani terbuka, akrab, artinya dia udah enjoy sama gurunya. Seperti ketika saya waktu SMP, SMA atau kuliah dulu. Setiap guru/dosen punya chemistry masing-masing yang unik. Yang asyik tentu saja yang bikin kita merasa nyaman dan enjoy.Salam kenal, mba :)

    BalasHapus
  3. untuk mba Efi makasih ya dah mau sharing di blog saya, ya guru sekarang paradigmanya sudah berbeda dalam menjalin hubungan dengan siswanya, salam kenal kembali ya mba,

    BalasHapus
  4. Jadi kangen ngajar lagi. Banyak pelajaran hidup dari yg kita ajar y mba.walau d rumah jg ngajar anak sendiri tapi tetep pengalamanyya lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya pasti, banyak pelajaran Hidup yang dapat kita petik dari mereka. Kita mengajar mereka, padahal tidak kita sadari kita banyak belajar dari mereka , makasih mba Kania sudah berkenan mampir ke blog saya

      Hapus