Jumat, 03 Januari 2014

KENANGAN TWC3 DI HARI KEDUA PART 1




Apakah hari kedua penuh dengan kejutan dan penuh dengan Inspiratif sama halnya dengan twc hari pertama?, itulah pertanyaan yang menggayuti saya ketika masuk ruangan pelatihan. Namun belum juga saya duduk, pertanyaan itu mulai ada jawabannya saat saya melihat narasumber Sutanto Windura yang akan memberikan materi tentang SPEED READING DAN MEMORY MANAGEMENT .sudah mulai mempersiapkan segala sesuatunya padahal, ketika saya melihat ke tempat di mana peserta duduk baru, beberapa peserta yang hadir. Sebuah kesan menjanjikan tentang sebuah propesionalisme diperlihatkan olehnya , itu baru kesan pertama saya selanjutnya ?

Oh ternyata kesan pertama saya ternyata tidak salah, dengan begitu energiknya beliau seperti menghipnotis saya ( saya kira peserta lainnnya juga sama) apalagi saat beliau mendemokan cara mudah menghapal yang diawali dengan meminta kepada peserta untuk menyebutkan sejumlah kosa kota yang oleh panitia kosa kata kami itu ditayangkan melalui in focus . sejumalh 20 kosa kata terpampang, kemudian kami diminta untuk mentest kapada beliau untuk menyebutkan kosa kata kami tersebut dengan kami menyebutkan nomornya dan beliau menyebutkan kosa kata yang tentunya tampa melihatnya.

Dan apa yang terjadi ? tepuk tangan memenuhi ruangan, rasa ingin tahu dari peserta tentang bagaimana caranya hingga beliau bisa menghapal dengan begitu cepat. Dan akhirnya tepuk tangan dengan riuhnya kembali membahana di ruangan twc3 saat kami peserta bisa juga seperti beliau menyebutkan kosa kata dengan tepat. Ah sebuah oleh oleh begitu berharga yang akan saya berikan untuk anak dan peserta didik saya, guman saya dalaam hati

Demo yang diterapkan pak Sutanto Windura itu untuk mengingatkan kami bahwa sebagai pendidik harus kita garis bawahi bahwa siswa itu JENIUS namun kejeniusan itu mengalami blok sehingga guru mengembalikan lagi kejeniusan mereka. Diantaranya Melalui sebuah REVOLUSI BELAJAR dan REVOLUSI BERPIKIR. Yang terkadang guru lupa membimbim HOW-TO-LEARN, dan HOW-TO-THINK hanya sekedar WHAT-TO-LEARN, dan WHAT-TO-THINK saja, demikian beliau sampaikan dan saat mendengar itu pikiran saya mengembara pada Bobby de Porter yang mengatakan bahwa kalau anak disuruh belajar tetapi kita sebagai guru tidak mengajarkan bagaimana cara belajar yang baik, seperti anak disuruh berenang tetapi tidak diajarkan berenang. Sebuah motivasi muncul kembali bersamaan munculnya bayangan mereka anak didik saya.

Sesi selanjutnya, ini juga tetap tidak menurunkan gairah saya mengikuti twc3, yaitu pak Thamrin dan pak Alpiyanto yang mengulas tentang TEHNIK MENERBITKAN BUKU SENDIRI. “ Buat saja lima atau sepuluh dulu, kemudian share di facebook” demikian kata salah satu dari mereka, namun saya lupa siapa yang mengucapkannnya. Yang jelas, saat diucapkan itu bayangan saya mengembara ke beberapa tulisan saya, yang saya Prin sendiri, saya jilid sendiri dan saya baca sendiri.untuk diterbitkan ? tidak  ada keberanian, namun itu juga sudah membawa saya bahagia

1 komentar: