Rabu, 25 Maret 2015

Mereka Mengisi Sebagian Hari Hari Saya

  

Saya pandangi mereka yang sedang asyik mengerjakan Ulangan Tengah Semester sambil hati penuh dengan pembicaraan sendiri. Tidak terasa  sudah UTS Genap lagi, dengan soal kurikulum 2006 tentunya. Padahal rasanya baru kemarin kami bercengkrama dengan kurikulum 2013. Namun ada peraturan pemerintah, kami harus kembali ke kurikulum 2006, karena kami bukan sekolah piloting kurikulum 2013. 

Jujur saja, bagi saya mau kurikulum 2013, ataupun kurikulum 2006 tidak begitu membuat saya kaget. Mungkin yang menjadi keberatan saya dalan hal penilaiannya saja yang terlalu administrasi sekali dan merepotkan. Selebihnya saya oke oke saja.Yang menjadi landasan saya hanya dua. Pertama saya berpedoman dari tujuan pendidikan itu sendiri, dan kedua Mengajar dari hati ( Teaching From Heart). Selain kedua hal tentunya saya berusaha terus untuk mempelajari model model pembelajaran di kelas yang begitu banyak ditawarkan dan terus belajar mengenai ilmu paedagogik untuk penguasan kelas dengan baik. Dan satu lagi Membaca mata pelajaran yang diampu agar saya memahami benar ilmu yang kita ajarkan. Sehingga dengan mudah memilih model pembelajaran yang seusai. 

Entah cara berpikir saya benar atau tidak. Yang jelas, saya mencintai mereka. Mereka ada mengisi sebagian hari hari saya. Oleh karena itu bila ada sebush masalah Saya tak ingin aib mereka di ketahui orang banyak. Maka bila ada masalah kalau bisa saya tsngani sendiri saya dan saya ajak mereka bicara di tempat di mana orsng tidak mendengarnya.

 
Miris rasanya  bila mendapati siswa yang tidak memiliki motivasi belajar dan membuat tugas seadanya.Kalau itu terjadi saya katakan pada mereka " anak -anak ibu tidak butuh tugas kalian.Ibu juga sudah ada sumber sumber ilmunya. Ibu memberi tugas dengan harapan kalian terbiasa bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan waktu secepatnya. Kalau ini kalian lakukan terus menerus dan menjadi karakter kalian Insya Allah akan terbawa sampai kalian bekerja dan hidup di masyarakat. Contoh misalnya Darul, bekerja di Bank (biasanya kelas langsung riuh) kemudian bosnya memerintahkan membuat laporan dengan waktu 3 hari. Ternyata Darul dapat menyelesaikan dalam waktu 2 hari dengan hasilnya juga memuaskan, pasti bosnya akan senang. Nah karakter itu tidak ada seketika, tapi melalui proses. Inilah prosesnya." 

Saya lakukan itu, karena saya pikir mereka harus mengerjakan karena motivasi dari dalam dirinya.Mereka harus tertanam dalam dirinya bahwa mengerjakan tugas sebuah kebutuhan.Wallahu Alam.


Saya juga menyadari di kelas mereks beragam potensinya.Ada yang potensi IQ tertinggal dengan teman temannya. Dan kalau itu latar belakang ekonominya juga kurang biasanya aksn muncul minder.Sedih rasanya bila melihat kenyataan tersebut.Pikiran saya terkadang menerawang ke anak anak sendiri. "Bagaimana kalau yang diam dan minder itu anak sendiri?". Maka saya panggil nama mereka saat saya menerangkan seperti" betul tidak Amir". Saya yakin yang dipanggil namanya akan senang, seperti halnya orang dewasa akan senang saat dipanggil namanya ketika ada presentasi atau saat ada pembicaraan.

Saya bersyukur Allah menakdirkan saya menjadi guru di daerah, mereka begitu baik -baik di mata saya.Kalaupun ada kenakalan,  namun mereka masih hormat kepada gurunya, masih menyalami saat bertemu.Dan itu sebuah kebahagian tersendiri.

Pembicaraan dalam hati saya terhenti, saat siswa siswa berjalan menuju meja sambil nembawa lembar jawabatan UTS. Mereka, siswa -siswaku yang turut andil mewarnai hari hariku.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar